5 Foto Tragis Hewan Langka ini Akan Membuatmu Lebih Memahami Makna Hari Bumi
"Earth belongs to all creatures and not just humans. However, in the race to evolve as the supreme beings, we’ve left the animals behind." Hal apa yang harus direnungkan pada peringatan Hari Bumi tahun ini?
Pada peringatan Hari Bumi tanggal 22 April yang lalu, Postpickle merilis foto-foto tentang hewan yang akan membuatmu merasa sedih, trenyuh, atau marah. Foto-foto ini menggambarkan keadaan, ‘seandainya hewan bisa ngomong, begini yang mereka rasakan tentang manusia’. Selama ini, manusia lebih banyak menjadi musuh bagi keberadaan hewan, terutama hewan langka. Padahal, kelangsungan hidup mereka sangat penting bagi keseimbangan ekosistem.
Sayangnya, kebanyakan manusia hanya peduli pada uang yang bisa didapatkan dari penjualan hewan langka. Parahnya lagi, semakin tinggi nilai jualnya, semakin serakah pula manusia dan mereka bahkan tidak memikirkan regenerasi atau reproduksi hewan-hewan tersebut. Nah, kali ini saya akan mengajakmu melihat keadaan terbaru tentang beberapa hewan langka agar kamu terketuk hatinya dan mau ikut menyuarakan usaha perlindungan bagi makhluk-makhluk cantik tersebut. Ini dia di antaranya.
1. Tolong Berhenti Mengambil Anak-anak Kami
Untuk dapat bertelur, penyu laut harus mencapai umur reproduktif minimal 10 tahun. Namun, dari telur-telur yang telah menetas, hanya sedikit di antaranya yang mampu selamat hingga mencapai usia siap berkembang biak. Sayangnya, masyarakat di berbagai daerah masih memiliki kepercayaan tertentu tentang memakan daging penyu. Hal ini juga terjadi di Indonesia, tempat tinggal utama bagi 6 spesies penyu. Masyarakat yang tinggal di pesisir pantai sering mengambil telur penyu karena dipercaya sebagai obat kuat. Selain itu, seperti di Berau, Kalimantan, sebagian masyarakat menggunakan daging penyu sebagai bahan dari makanan ringan atau masakan khusus untuk menyambut perayaan hari-hari besar tertentu. Tidak heran kalau penyu laut masuk 'Daftar Merah Spesies yang Terancam'.
Kamu tentu tidak mau penyu laut hilang dari permukaan bumi, kan? Segera cek program konservasi penyu laut yang ditawarkan oleh berbagai lembaga baik lokal maupun internasional dan lakukan aksimu!
2. Anakku, Aku Tidak Mau Kehilanganmu
Keberadaan spesies badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) sudah sangat kritis saat ini. Konon, hanya tersisa 200 ekor di seluruh dunia! Sekitar 60an ekor badak Jawa tinggal di Indonesia, tepatnya di Taman Nasional Ujung Kulon dan Taman Nasional Way Kambas. Sementara badak Jawa yang dulunya ada di Vietnam, Kamboja, dan Thailand benar-benar sudah punah. Hal ini disebabkan oleh dampak dari perburuan cula dan berbagai aktivitas manusia yang mempersempit habitat hidup badak. Yuk, ikut mendukung kampanye 'Stop Perburuan Cula' agar anak cucumu masih dapat mengenal badak bercula satu.
3. Apakah Anak-anakku Masih Bisa Hidup dengan Layak di Masa Depan?
Perburuan gading gajah masih sangat sering terjadi di Indonesia. Supaya lebih mencekam, coba bayangkan keadaan gajah yang mati karena diburu. “Rata-rata gajah yang mati itu kepala dan badannya terpisah, dengan kondisi belalai terpotong dan gadingnya hilang, sedangkan di bagian mulutnya rusak serta giginya pun hilang,” kata Sugiyo, aktivis Wildlife Conservation Society (WCS).
Kalaupun gajah-gajah lucu ini tetap hidup, mereka masih akan menghadapi masalah penebangan liar. Tanpa pepohonan rimbun, tentu saja ketersediaan air dan habitat tempat tinggal untuk gajah akan berkurang. Makanya, pikir-pikir lagi deh kalau kamu mau boros kertas. Kasihanilah para gajah yang mungkin saat ini sedang menangis memikirkan nasib anak-anak mereka di masa depan.
4. Mengapa Kamu Membunuh Ibuku?
Indonesia adalah surga bagi berbagai spesies hewan langka. Salah satunya macan tutul. Bahkan, ada jenis macan tutul yang hanya dapat ditemukan di Pulau Jawa! Macan tutul Jawa atau nama populernya Macan Kumbang tinggal di hutan tropis, pegunungan, dan kawasan konservasi Pulau Jawa. Karena cara hidupnya yang lebih sering bersembunyi, penghitungan jumlah macan tutul masih sulit untuk dilakukan. Namun begitu, tetap saja manusia memanfaatkan hewan ini untuk diambil kulitnya dan dijual kepada kolektor seharga Rp. 7jutaan per ekor.
Selain itu, beberapa tahun terakhir terdapat tren perburuan macan tutul di Afrika yang dipromosikan dapat memacu adrenalin. Ya, manusia sudah sangat gila hingga hewan langka ini dibunuh hanya untuk kesenangan. Tapi, saya yakin kamu tidak senang ataupun bangga. Makanya share artikel ini di media sosial kamu agar lebih banyak lagi orang yang mengetahui keadaan macan tutul yang mengkhawatirkan.
5. Mencari Rumah yang Hilang
Kondisi mengenaskan tidak hanya menimpa hewan-hewan langka, tapi juga beruang kutub. Pencairan es di kutub akibat pemanasan global menyebabkan mereka kehilangan rumah. Tanpa rumah, mereka tidak akan bisa bertahan hidup. Sehingga mungkin beberapa puluh tahun lagi, beruang kutub akan masuk ke kategori hewan langka. Kamu juga akan sedih kalau tidak punya tempat untuk bernaung, kan? Coba browsing cara-cara untuk meredam efek pemanasan global dan sebarkan ke teman-temanmu agar mereka juga melakukannya.
Membaca berita-berita tentang kejamnya perlakuan manusia kepada bumi tempat tinggalnya kadang membuat saya bertanya, "Apa yang manusia cari dalam hidup?" Hidup kita hanya sekali dan dalam waktu yang cukup sebentar pula. Tapi, kita harus segera melakukan sesuatu agar hewan-hewan langka tidak hanya tinggal cerita. Selamat hari bumi!
Sumber
Trivia.id
Pada peringatan Hari Bumi tanggal 22 April yang lalu, Postpickle merilis foto-foto tentang hewan yang akan membuatmu merasa sedih, trenyuh, atau marah. Foto-foto ini menggambarkan keadaan, ‘seandainya hewan bisa ngomong, begini yang mereka rasakan tentang manusia’. Selama ini, manusia lebih banyak menjadi musuh bagi keberadaan hewan, terutama hewan langka. Padahal, kelangsungan hidup mereka sangat penting bagi keseimbangan ekosistem.
Sayangnya, kebanyakan manusia hanya peduli pada uang yang bisa didapatkan dari penjualan hewan langka. Parahnya lagi, semakin tinggi nilai jualnya, semakin serakah pula manusia dan mereka bahkan tidak memikirkan regenerasi atau reproduksi hewan-hewan tersebut. Nah, kali ini saya akan mengajakmu melihat keadaan terbaru tentang beberapa hewan langka agar kamu terketuk hatinya dan mau ikut menyuarakan usaha perlindungan bagi makhluk-makhluk cantik tersebut. Ini dia di antaranya.
1. Tolong Berhenti Mengambil Anak-anak Kami
Untuk dapat bertelur, penyu laut harus mencapai umur reproduktif minimal 10 tahun. Namun, dari telur-telur yang telah menetas, hanya sedikit di antaranya yang mampu selamat hingga mencapai usia siap berkembang biak. Sayangnya, masyarakat di berbagai daerah masih memiliki kepercayaan tertentu tentang memakan daging penyu. Hal ini juga terjadi di Indonesia, tempat tinggal utama bagi 6 spesies penyu. Masyarakat yang tinggal di pesisir pantai sering mengambil telur penyu karena dipercaya sebagai obat kuat. Selain itu, seperti di Berau, Kalimantan, sebagian masyarakat menggunakan daging penyu sebagai bahan dari makanan ringan atau masakan khusus untuk menyambut perayaan hari-hari besar tertentu. Tidak heran kalau penyu laut masuk 'Daftar Merah Spesies yang Terancam'.
Kamu tentu tidak mau penyu laut hilang dari permukaan bumi, kan? Segera cek program konservasi penyu laut yang ditawarkan oleh berbagai lembaga baik lokal maupun internasional dan lakukan aksimu!
2. Anakku, Aku Tidak Mau Kehilanganmu
Keberadaan spesies badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) sudah sangat kritis saat ini. Konon, hanya tersisa 200 ekor di seluruh dunia! Sekitar 60an ekor badak Jawa tinggal di Indonesia, tepatnya di Taman Nasional Ujung Kulon dan Taman Nasional Way Kambas. Sementara badak Jawa yang dulunya ada di Vietnam, Kamboja, dan Thailand benar-benar sudah punah. Hal ini disebabkan oleh dampak dari perburuan cula dan berbagai aktivitas manusia yang mempersempit habitat hidup badak. Yuk, ikut mendukung kampanye 'Stop Perburuan Cula' agar anak cucumu masih dapat mengenal badak bercula satu.
3. Apakah Anak-anakku Masih Bisa Hidup dengan Layak di Masa Depan?
Perburuan gading gajah masih sangat sering terjadi di Indonesia. Supaya lebih mencekam, coba bayangkan keadaan gajah yang mati karena diburu. “Rata-rata gajah yang mati itu kepala dan badannya terpisah, dengan kondisi belalai terpotong dan gadingnya hilang, sedangkan di bagian mulutnya rusak serta giginya pun hilang,” kata Sugiyo, aktivis Wildlife Conservation Society (WCS).
Kalaupun gajah-gajah lucu ini tetap hidup, mereka masih akan menghadapi masalah penebangan liar. Tanpa pepohonan rimbun, tentu saja ketersediaan air dan habitat tempat tinggal untuk gajah akan berkurang. Makanya, pikir-pikir lagi deh kalau kamu mau boros kertas. Kasihanilah para gajah yang mungkin saat ini sedang menangis memikirkan nasib anak-anak mereka di masa depan.
4. Mengapa Kamu Membunuh Ibuku?
Indonesia adalah surga bagi berbagai spesies hewan langka. Salah satunya macan tutul. Bahkan, ada jenis macan tutul yang hanya dapat ditemukan di Pulau Jawa! Macan tutul Jawa atau nama populernya Macan Kumbang tinggal di hutan tropis, pegunungan, dan kawasan konservasi Pulau Jawa. Karena cara hidupnya yang lebih sering bersembunyi, penghitungan jumlah macan tutul masih sulit untuk dilakukan. Namun begitu, tetap saja manusia memanfaatkan hewan ini untuk diambil kulitnya dan dijual kepada kolektor seharga Rp. 7jutaan per ekor.
Selain itu, beberapa tahun terakhir terdapat tren perburuan macan tutul di Afrika yang dipromosikan dapat memacu adrenalin. Ya, manusia sudah sangat gila hingga hewan langka ini dibunuh hanya untuk kesenangan. Tapi, saya yakin kamu tidak senang ataupun bangga. Makanya share artikel ini di media sosial kamu agar lebih banyak lagi orang yang mengetahui keadaan macan tutul yang mengkhawatirkan.
5. Mencari Rumah yang Hilang
Kondisi mengenaskan tidak hanya menimpa hewan-hewan langka, tapi juga beruang kutub. Pencairan es di kutub akibat pemanasan global menyebabkan mereka kehilangan rumah. Tanpa rumah, mereka tidak akan bisa bertahan hidup. Sehingga mungkin beberapa puluh tahun lagi, beruang kutub akan masuk ke kategori hewan langka. Kamu juga akan sedih kalau tidak punya tempat untuk bernaung, kan? Coba browsing cara-cara untuk meredam efek pemanasan global dan sebarkan ke teman-temanmu agar mereka juga melakukannya.
Membaca berita-berita tentang kejamnya perlakuan manusia kepada bumi tempat tinggalnya kadang membuat saya bertanya, "Apa yang manusia cari dalam hidup?" Hidup kita hanya sekali dan dalam waktu yang cukup sebentar pula. Tapi, kita harus segera melakukan sesuatu agar hewan-hewan langka tidak hanya tinggal cerita. Selamat hari bumi!
Sumber
Trivia.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar